SOMETIME YOU MUST CHANGE YOUR LIFESTYLE

Home » » Kronologi Penyandraan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf

Kronologi Penyandraan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf

Posted by Blognya ivan on Thursday, 2 June 2016



Awal penyanderaan 10 WNI terjadi Tanggal 26 Maret 2016

Penyanderaan terhadap 10 WNI itu bermula saat mereka sedang berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju ke Batangas, Filipina selatan. Diketahui terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 pada 28 Maret 2016. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.

Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.

Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.

Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis posisinya.

Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal.

Kemungkinan awal pembajakan kapal terjadi antara tanggal 25-26 Maret 2016 dan kemudian para kelompok pembajak menghubungi pihak perusahaan pemilik kapal pada tanggal 26 Maret 2016 dan meminta sejumlah uang tebusan untuk para sandera.

Informasi terkait pembajakan pada Tanggal 28 Maret 2016

Jakarta, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tengah mencari informasi terkait kabar pembajakan terhadap kapal Indonesia di perairan Filipina. Pembajak diduga berasal dari kelompok Abu Sayyaf, jaringan Islam militan yang berbasis di pulau-pulau barat daya Filipina.

“Kami sedang mengonfirmasi dan mengumpulkan informasi lebih lanjut,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir ketika dihubungi CNN Indonesia.com, Senin malam (28/3).

Kabarnya kelompok Abu sayyaf telah meminta sejumlah uang tebusan untuk para sandera sebesar 14 milliar.

Tawaran bantuan Militer Indonesia pada Tanggal 31 Maret 2016

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono menegaskan, anggota Kopassus sudah siap bergerak kapan pun untuk membebaskan 14 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Kopassus sudah siaga dalam menyiapkan pasukan pembebasan sandera, dan tinggal menunggu komando untuk melaksanakan operasi pembebasan tersebut.

Tawaran bantuan militer Indonesia yang sekarang sudah menyiagakan armada tempur di Tarakan serta Bitung, ditolak secara halus.

"Berdasarkan konstitusi, negara kami tidak mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian khusus," kata juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla saat dihubungi wartawan kemarin.

Penculikan 4 WNI  pada Tanggal 15 April 2016

Pada saat itu terdapat dua kapal berbendera Indonesia dibajak di perairan Tawi-Tawi, perbatasan Malaysia - Filipina.

Dua kapal yang menjadi korban pembajakan, yaitu Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi, yang membawa 10 ABK WNI.

Dari pembajakan itu, seorang WNI berakhir tertembak, lima orang selamat, dan empat orang diculik.
Bertambahlah sandera WNI menjadi 14 orang oleh kelompok Abu sayyaf.

Kerjasama antara militer indonesia dengan Nur Misuari (Tokoh MNLF) pada Tanggal 24 April 2016  

Perwakilan militer Indonesia diketahui menemui tokoh Muslim sekaligus pendiri Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari, di wilayah Sulu, Filipina, untuk membantu proses pembebasan 14 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Informasi ini diungkapkan Ketua Dewan Komando Islam MNLF, Habib Mudjahab Hashim kepada tvOne, Minggu, 24 April 2016. Menurutnya, sebagai tokoh yang sangat dihormati di Filipina Selatan, Nur Misuari dinilai bisa menggunakan pengaruhnya pada kelompok militan Abu Sayyaf.

“Seorang pejabat militer Indonesia secara pribadi bertemu dengan Misuari di tempat persembunyian di Sulu. Pertemuan terjadi empat atau lima hari yang lalu, dan difasilitasi pejabat lokal Sulu,” ujar Hasim. Dia pun mengatakan Misuari menyambut positif permintaan pejabat militer yang tidak disebutkan identitasnya tersebut.

Situs News.abs-cbn, menyebutkan Nur Misuari mungkin bisa membujuk kelompok Abu Sayyaf untuk melepaskan beberapa sandera mereka.

Pembebasan 10 WNI  pada tanggal 1 Mei 2016

Presiden Joko Widodo memastikan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf Filipina telah dibebaskan dan akan diterbangkan ke Jakarta pada Minggu malam.

Dalam keterangan pers di Istana Bogor, presiden Jokowi mengatakan pembebasan 10 WNI dilakukan atas kerja sama berbagai pihak, terutama pemerintah Filipina.

“Saya ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak, kepada seluruh anak bangsa yang membantu upaya pembebasan ini baik yang formal dan informal. Ucapan terimakasih terutama saya tujukan kepada pemerintah Filipina, tanpa kerja sama yang baik, upaya pembebasan tersebut tidak akan membuahkan hasil yang baik,” jelas Jokowi.

Sepuluh orang WNI yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, yang dirompak milisi Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, ketika berlayar dari Kalimantan Selatan menuju Filipina, pada 26 Maret lalu.

Pembebasan 4 WNI pada tanggal 11 Mei 2016

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa empat sandera WNI telah dibebaskan dari tangan Abu Sayyaf.

Ia mengatakan pembebasan itu atas hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina. Keadaan 14 sandera WNI itu terus dikabarkan "selamat" oleh Pemerintah Indonesia

Menurut informasi yang diperoleh dari sumber sebagaimana dikutip dari Rappler.com, ke-4 WNI itu diantarkan ke depan halaman rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan II oleh orang yang tidak dikenal. Setelah itu, ke-4 WNI dibawa ke rumah sakit Bautista Station untuk dilakukan pemeriksaan medis.






PENYELAMATAN MELALUI JALUR MILITER DAN KERJASAMA ANTAR PEMERINTAHAN NEGARA




Militer indonesia (TNI)

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, menegaskan pihaknya sudah menyiagakan tiga matra kesatuan yang ada di tubuh TNI, seperti pasukan darat, laut maupun udara untuk mengambil tindakan.

"Saya sebagai Panglima TNI sudah siapkan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan saya siap. Kemudian saya akan laksanakan koordinasi dengan panglima angkatan senjata Filipina dan Malaysia untuk bersama sama lakukan patroli dan koordinasi," ujar Gatot dalam peringatan HUT Kopasus Ke-64, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (16/4) kemarin.

Gatot menjelaskan, pasukannya sudah dibagi dalam dua tim guna menjaga perbatasan dua negara, yakni Filipina dan Malaysia. Setelah itu, di wilayah Filipina dan Malaysia akan diambil oleh militernya masing-masing.

"Namun, apabila terjadi sesuatu di wilayah Malaysia ataupun Filipina, maka saya akan koordinasikan siapa yang cepat maka dia yang boleh ke sana, dan adalah ini langkah-langkah yang segera dilakukan. Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk kerja sama patroli militer terkoordinasi, maka pasti jadi aman. Tapi kenyataannya sekarang kan tidak aman".

Senada dengan Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono menegaskan, anggota Kopassus sudah siap bergerak kapan pun untuk membebaskan 14 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Dirinya menyebut, bahkan Kopassus sudah siaga dalam menyiapkan pasukan pembebasan sandera, dan tinggal menunggu komando untuk melaksanakan operasi pembebasan tersebut.






Nur Misuari (Tokoh MNLF dari Filipina)


Bebasnya 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf beberapa pekan lalu dan empat WNI pada Rabu kemarin tak lepas dari peran penting, kepala Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari.

Misuari, menurut pihak MNLF, turun tangan langsung melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Negosiasi yang dilakukan tanpa terdeteksi militer Filipina itu disebut-sebut bagian dari operasi senyap yang melibatkan mantan jenderal Angkatan Darat Indonesia, Kivlan Zein.

Sosok Misuari bukan negosiator dan pejuang MNLF biasa. Dari data latar belakangnya, Misuari merupakan keturunan panglima dari Kesultanan Sulu. Dia pernah menjadi dosen di sebuah universitas ternama di Filipina sebelum terjun ke politik melalui MNLF.

Perwakilan militer Indonesia diketahui menemui tokoh Muslim sekaligus pendiri Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari, di wilayah Sulu, Filipina, untuk membantu proses pembebasan 14 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.





Diplomasi total ( Pemerintah Negara )

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan upaya pembebasan yang melibatkan semua pihak bukan hanya antar pemerintah Indonesia dan Filipina saja, merupakan bentuk diplomasi total.

“Ini merupakan diplomasi total bukan hanya fokus G to G tetapi melibatkan jaringan informal yang pernah kita sampaikan semua komunikasi semua jaringan kita buka semua opsi kita buka dengan tujuan mengupayakan keselamatan WNI kita,” kata Retno.





Pendapat anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di lain waktu mendatang? Apa yang harus dilakukan pihak negara kita ?

Pendapat saya apabila kejadian tersebut terjadi lagi maka pemeritah harus siap siaga dalam menangani kasus tersebut untuk yang kesekian kalinya. Pemerintah harus melakukan metode yang serupa atau mungkin lebih efektif lagi dalam menangani kasus tersebut di masa mendatang, dikarenakan sudah adanya pembelajaran dari kasus penyanderaan sebelumnya.

Kerjasama antara pihak dalam negeri maupun luar negeri harus saling terintegrasi dengan baik, agar jika terjadi hal serupa proses pembebasan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat tanpa adanya korban jiwa.

Komunikasi dan hubungan antar negara merupakan hal yang terpenting untuk menjalin kerjasama dengan negara lain agar dapat memudahkan dalam proses penyelesaian kasus serupa maupun kasus-kasus lain yang mungkin dapat terjadi di luar negeri.   

Pemerintah telah menyelesaikan kasus ini dengan sangat hati-hati, wajar apabila kasus ini berjalan cukup lama hingga berbulan-bulan. Namun di balik itu semua pemerintah telah membuahkan hasil yang manis untuk warga negara kita dan negara indonesia meskipun ada WNI yang terluka tetapi tidak sampai ada yang menjadi korban jiwa.

Jika sewaktu waktu terjadi lagi kasus seperti diatas, pemerintah pasti sudah tahu harus berbuat apa untuk warga negaranya. Saya yakin dan percaya atas semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kita sebagaimana yang telah dilakukan selama ini terhadap kasus-kasus lain. Pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk indonesia.

Saya hanya ingin mengucapkan terimakasih banyak untuk pemerintahan yang saat ini sedang berjalan, tetap lakukan yang terbaik untuk indonesia dan tetap berjuang untuk memajukan indonesia.  


Reference :







Thanks for reading & sharing Blognya ivan

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Name*


Message*

Welcome To 'Blognya Ivan'

Pages