Manusia
dan Pandangan Hidup
8.1 Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
Pengertian
Pandangan Hihup
Menurut
Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian
hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa
yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh
pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan
hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan
berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara
maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan
hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak
masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula
seseorang akan mampu membangun dirinya.
Pandangan
hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap
dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup
memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara
maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk
mewujudkannya.
Sumber
pandangan hidup dan macam-macam pandangan hidup yaitu pandangan hidup yang
bersumber dari agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki
kebenaran mutlak. Contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari
Al-Quran dan sunnah (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan
demikian maka pandangan hidup muslim yang setia kepada islamtentang
berbagaimasalah asasi hidup manusia, merupakan jawaban muslim yang islam
oriented mengenai berbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam
Al-Quran dan Hadits.
Ideologi
Menurut
William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi
mengandung dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur
filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk
kegiatan.
2)Pembenaran
intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi
merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan
petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga
unsur, yaitu:
a) Pandangan hidup (world view)
a) Pandangan hidup (world view)
b) Nilai-nilai (value)
c) Norma-norma (lenski, 1974)
Pandangan
ini menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi.
Kebudayaan dapat membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa
(why) tentang sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat
mengepresikan hasil kebudayaan untuk
mencapai beberapa pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu pengetahuan mampu
menjawap pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi sekaligus mengundang
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Pada abad ke-18 dan pada awal ke-20 banyak
orang berfikir bahwa ilmu pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan
ideologi (termasuk pandangan hidup) dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab
pandangan hidup. Sudah mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala
sesuatu, bahkan mendidik pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah kemudahan
dalam rumuskan pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak dapat
menghasilkan kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari soal-soal yang
berdasar tentang realitas.
Dalam
ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai.
Hanya yang penting ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup.
Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau
rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan;
pandangan hidup memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari
uraian diatas, nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan
hidup. Ideologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Ideologi
digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara, ideologi
masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi
dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau
golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.
8.2 Cita-Cita
Cita-cita
adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga
berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan. Cita-cita tidak dapat
dipaksakan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa
dinamika. Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja. Itu sebabnya sikap
hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil seni yang
melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup seseorang. Cita-cita sering
lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang tidak ada dalam
hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau
harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang buruk, keinginan yang baik adalah
keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang lain. Keinginan buruk
adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain. Cita-cita berarti harapan,
keinginan, dan tujuan.
8.3 Kebajikan
Kebajikan
dapat diartikan kebaikan atau perbuatan
yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan
kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan karena menurut kodratnya, manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dengan kesucian jiwanya itu mendorong
hati nuraninya untuk berbuat kebaikan. “sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan”. (Q. S AN-Nahl = 90).
Manusia adalah
seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu
terpisah bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia mempunyai
pendapai sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita
sendiri dan sebagainya. Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup
bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong menolong, saling
menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling
membanci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan,
diciptakan manusia dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia di lengkapi
kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah,
air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi
yaitu:
a. Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan
baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah suara hati. Suara hati
bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati
itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih
yang baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat; yang
menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah
baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
c. Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa
yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kebajikan dapat
dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a. Kebajikan
yang berupa tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW
merupakan Rahmatan Lil’alamin.
b. Kebajikan
yang berupa benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak diamalkan maka
harta tersebut hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila diamalkan harta
demikian berfungsi untuk sosial.
c. Kebajikan yang berupa benda yang tak berwujud,
misalnya ilmu pengetahuan, kemampuan dan keahlian untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah
mengatakan bahwa. “Ilmu yang tidak di amalkan ibarat pohon yang tidak berbuah”.
Tetapi ilmu yang diamalkan memiliki makna kebajikan dan keutamaan yang dalam
sekali. Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang di kehendaki baik oleh
Allah maka ia di pintarkan dalam hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya kepandaian
dalam hal itu”. (H. R Bukhari, Muslim, Tabrani).
Hadits diatas
menjelaskan bahwa betapa tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga
dipersamakan seiring dengan derajat kenabian, betapa pula rendahnya suatu
amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan, sekalipun yang beramal ibadat itu
tentunya tidak terlepas dari pengetahuan cara ibadat yang senantiasa di
kekalkan mengerjakannya, maka jika tanpa pengetahuan cara peribadatannya
pastilah bukan ibadat namanya.
8.4
Usaha/ Perjuangan
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa
usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin
menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja
keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak
mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan,
bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia yang mengaturnya. Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras,
sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk
kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya,
dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk
kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah
timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja
dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh
penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu
suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu
dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life
education”.
8.5
Keyakinan
atau Kepercayaan
Menurut Prof.
Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada
perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau
ada tiga aliran filsafat:
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia
dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan
gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap
dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk
tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat
berusaha dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan. Bagi yang percaya
pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran
agama ada dua yaitu:
Ajaran agama
yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap
dan tidak berubah.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu
sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai
dengan perkembangan agama.
Apabila
aliran naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan
manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh
ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan.
Pandangan hidup yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius),
sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan
tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang
dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan
pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar
aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal
manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin
bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya
Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya
daya rasa.
Apabila
aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula
dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang
diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa
kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
c. Aliran Gabungan
Aliran
gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai
lohika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima
oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit
individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini
adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun
sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan
hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat
perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir
kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika
berfikir kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan
logika berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius
mengutamakan kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
8.6
Langkah-Langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada
pula yang memperlakukan sebagai sarana kesejahteraan, ketenteraman dan
sebagainya. Maka kita seharusnya
mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana
mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Maka dari itu di bawah ini beberapa
langkah-langkah dalam berpandangan hidup yang baik, sebagat berikut:
1. Mengenal.
Mengenal ini
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dan setiap
aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup.
2. Mengerti
Tahap kedua
untuk berpandangan hidup yang balk adalah mengerti. Mengerti di sini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara
kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila
kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama islam, hendaknya
kita mengerti apa itu Al Qur’an, hadits dan bagaimana ketiganya itu mengatur
kehidupan baik di dunia maupun di akherat. Selain itu juga kita mengerti untuk
apa dan dan mana Al Qur’an, hadits, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian
mempunyai suatu konsep pengrrtian tentang pandangan hidup Islam itu.
3. Menghayati
Menghayati di
sini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu
dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Dengan menganalisa dan bertanya kepada orang yang lebih mampu dalam pemahaman
pandangan hidup.
4. Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dan segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di akherat, maka hendaknya
kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai
suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi
Pengabdian
merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedang perwujudan manfaat
mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan mengabdi itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akherat. Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang kedua orang tua. Jadi bila kita sudah mengenal, mengerti,
menghayati dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan
pengabdian Dan pengabdian maka hendaknya dijadikan pakaiannya baik dalam waktu
tenteram lebih-lebih bila menghadapi hambatan dan tantangan.
6. Mengamankan
Proses
mengamankan mi merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang terberat dan
benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi
segala sesuatu demi tetap tegaknya pandangan hidup itu. Misalnya seorang yang
beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan hidupnya, lain suatu ketika
dia dicela baik secara langsung ataupun secara tidak Iangsung, maka jelas dia
tak menenima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan
ingin memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam,
sudah tentu dan sudah selayaknya bila kita mengadakan tindakan terhadap segala
sesuatu yang menjadi pengganggu. Dengan kata lain para pengikut pandangan hidup
Islam akan bertindak untuk mengamankan terhadap segala tindakan yang bermaksud
atau ingin mengganggu salah satu diantara pandangan hidup itu, pasti ditindak selain oleh Allah kelak juga
oleh para pengikut Islam itu sendiri.
Reference :
http://ilmubudayadasarbab6-bab10-13515917.blogspot.co.id/
Reference :
http://ilmubudayadasarbab6-bab10-13515917.blogspot.co.id/
Thanks for reading & sharing Blognya ivan
0 comments:
Post a Comment