SOMETIME YOU MUST CHANGE YOUR LIFESTYLE

Home » » TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 10 (SOFTSKILL)

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 10 (SOFTSKILL)

Posted by Blognya ivan on Sunday 31 December 2017



NAMA           : IFAN EFENDI
NPM               : 1B117043



Soal :

1. Apa yang anda ketahui tentang Prasangka & Diskriminasi ?

Prasangka
            Istilah prasangka sering digunakan untuk menggambarkan kecenderungan untuk menganggap hal lain dengan cara negatif. Meskipun etnosentrisme dan stereotip konsekuensi normal dan tak terhindarkan dari fungsi psikologis, prasangka tidak demikian. Prasangka hanya hasil dari ketidakmampuan individu untuk menyadari keterbatasan dalam berpikir etnosentris dan stereotip-nya. Prasangka memiliki dua komponen: komponen (berpikir) kognitif, dan komponen (perasaan) afektif. Stereotip membentuk dasar dari komponen kognitif dari prasangka, stereotip, keyakinan, pendapat, dan sikap terhadap orang lain. Komponen afektif terdiri dari satu perasaan pribadi terhadap kelompok orang lain. Perasaan ini mungkin termasuk kemarahan, penghinaan, kebencian, penghinaan, atau bahkan kasih sayang, dan simpati. Walaupun komponen kognitif serta afektif sering berhubungan, mereka tidak perlu, dan sebenarnya mungkin ada secara independen satu sama lain dalam orang yang sama. Artinya, seseorang mungkin memiliki perasaan tentang sekelompok orang tertentu tanpa bisa menentukan stereotip tentang mereka, dan seseorang mungkin memiliki keyakinan stereotip tentang orang lain yang terlepas dari perasaan mereka.

Diskriminasi 
            Merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.

Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1.   Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

2.   Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.




2. Apa yang anda ketahui tentang Etnosentrisme ?

            Etnosentris adalah kecenderungan untuk melihat dunia melalui filter budaya sendiri. Istilah ini sering dipandang  negatif, yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat orang lain dengan cara di luar latar belakang budaya anda sendiri. Sebuah definisi terkait etnosentrisme memiliki kecenderungan untuk menilai orang dari kelompok, masyarakat, atau gaya hidup yang lain sesuai dengan standar dalam kelompok atau budaya sendiri, seringkali melihat kelompok lainnya sebagai inferior (lebih rendah) (Healey, 1998; Noel, 1968).

3. Bagaimana upaya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka & diskriminasi ?

Jawab :
Upaya Mengurangi Prasangka
            Berikut adalah upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam mengurangi prasangka, yakni melalui hubungan antar kelompok, melalui sosialisasi, melalui rekayasa sosial, maupun melalui penyadaran diri pribadi.
1. Melalui Hubungan Antar Kelompok
            Menurut salah satu teori hubungan antar kelompok yakni ‘the contact hypothesis’, diasumsikan bahwa anggota kelompok yang berbeda bila melakukan interaksi satu sama lain akan mengurangi banyak prasangka antara mereka, dan menghasilkan sikap antar kelompok dan stereotip yang lebih positif (Manstead & Hewstone, 1995). Semakin banyak dan erat interaksi yang terjadi maka prasangka dan stereotip negatif akan semakin berkurang.
2. Melalui Sosialisasi
            Upaya sosialisasi nilai-nilai egalitarian dan tidak berprasangka bisa dilakukan di rumah atau keluarga, di sekolah maupun dimasyarakat. Keluarga adalah faktor yang sangat penting dalam sosialisasi nilai-nilai yang mendorong anak-anak tidak berprasangka. Hanya memang, keluarga tidak menjadi satu-satunya faktor yang dominan. Bisa jadi keluarga yang telah mendorong sikap berprasangka tetap tidak berhasil membuat anak tidak berprasangka karena sekolah atau teman-teman sebayanya tidak mendukung upaya itu. Demikian juga sebaliknya, upaya sekolah untuk mengurangi prasangka mungkin tidak akan berhasil jika di rumah situasi keluarga tidak mendukung.
            Sebuah keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam memberikan dasar-dasar bagi tumbuhnya kesadaran akan pluralitas. Ketika suatu keluarga memiliki prasangka yang tinggi terhadap kelompok lain, maka itulah yang cenderung ditanamkan pada anak-anak dalam keluarga itu melalui idiom-idiom bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Apalagi stereotip dan juga prasangka dapat diwariskan dari generasi ke generasi melalui bahasa tanpa pernah ada kontak dengan tujuan/objek stereotip dan prasangka (Brisslin, 1993). Keadaan ini membuat kecenderungan kuat bahwa orangtua yang berprasangka akan melahirkan anak-anak berprasangka. Sebagai misal, meskipun anak-anak etnis jawa tidak pernah bertemu dengan etnis Batak, tetapi bila sang orangtua terus menerus mengatakan pada anak-anak secara negatif tentang etnik Batak maka anak-anak juga akan mengembangkan perasaan negatif pada etnik Batak.

            Anak-anak belajar melalui identifikasi atau imitasi, atau melalui pembiasaan. Apa yang dilakukan orangtua, anggota keluarga lain dan semua yang dilihat anak-anak akan ditiru. Misalnya orang tua sering mengata-ngatai tetangganya yang beretnis jawa dengan kata-kata “dasar jawa”, maka sang anak juga akan meniru dan mengembangkan perasaan tidak suka terhadap etnik jawa secara keseluruhan.

            Ada beberapa cara yang mungkin berguna dalam upaya mendidik anak-anak dalam keluarga agar memiliki pemahaman lintas budaya yang tinggi, yang pada gilirannya akan mengurangi prasangka, yaitu :
  1. Berkata tidak pada komentar yang merendahkan etnis tertentu (Breitman & Hatch, 2001). Orangtua harus tegas menyatakan sikap tidak senang, kalau perlu disertai hukuman secara konsisten atas kata-kata rasis-diskriminatif-etnosentris yang diucapkan anak-anak. misalnya menegur anak-anak yang berkata-kata mengumpat teman lainnya dengan kata-kata menghina berdasarkan etnik, seperti “dasar orang sunda”,”dasar orang madura”, dan lain-lain.
  2. Di rumah disediakan bacaan yang berpotensi menumbuhkan kesadaran akan pluralitas, misalnya dongeng-dongeng dari berbagai etnik dari seluruh nusantara.
  3. Lebih mendorong dengan pujian jika anak berhasil menjalin hubungan perkawanan dengan anak dari etnik lain.
  4. Tidak mentoleransi adanya perlakuan diskriminatif oleh anak-anak pada teman-temannya hanya karena didasarkan pada latar belakang etniknya.


3. Melalui Rekayasa Sosial
            Prasangka etnik tidak hanya disebabkan oleh faktor psikologis semata, ia juga disebabkan oleh faktor sejarah, ekonomi, politik, budaya, dan struktur sosial (Brown, 1995). Karenanya diperlukan adanya political will yang kuat dari pemerintah untuk melakukan upaya-upaya mengurangi prasangka. Sebab hanya pemerintah yang memiliki kemampuan melakukan social engineering secara luas dan memaksa, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial.
4. Melalui Penyadaran Diri
            Sejauh ini telah dikemukakan beberapa upaya mengurangi prasangka melalui interaksi dengan pihak lain, melalui keluarga, sekolah dan media, maka tiba saatnya kita berupaya mengurangi prasangka yang kita miliki sendiri yang mungkin kurang kita sadari. David W. Johnson (2000) memberikan pada kita beberapa saran untuk mengurangi prasangka yang kita miliki :
  1. Mengakui bahwa kita berprasangka dan bertekad untuk menguranginya.
  2. Mengidentifikasi stereotip yang merefleksikan atau menggambarkan prasangka kita dan mengubahnya.
  3. Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang merefleksikan atau menggambarkan prasangka kita dan mengubahnya.
  4. Mencari umpan balik dari teman dan rekan yang berbeda-beda latar belakangnya tentang seberapa baik cara kita berkomunikasi, apakah terlihat cukup respek pada mereka dan menghargai perbedaan yang ada.

Sumber :
https://arihdyacaesar.com/2012/01/13/etnosentrisme-stereotip-dan-prasangka/
http://smartpsikologi.blogspot.co.id/2007/08/mengurangi-prasangka-etnik.html


Thanks for reading & sharing Blognya ivan

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Name*


Message*

Welcome To 'Blognya Ivan'

Pages