Devinisi Komunikasi
Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak
banyak (publik).
Organisasi - organisasi media ini akan
menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan
mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media
menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.
Dalam komunikasi masa, media masa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada
khalayak.
Menurut
Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction to the Study
of.communication, komunikasi massa dapat diartikan dalam dua hal ,yaitu:
1.
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar
biasa banyaknya, namun tidak juga terfokus pada seluruh penduduk. Hanya
pendudukan yang tidak dapat dihitung saja;
2.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar audio dan
visual (surat kabar, majalah, televisi, radio, buku, dll)
Ciri-ciri komunikasi massa
1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga
media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi
dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6. Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi
masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan
komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.
Efek Komunikasi Massa
Efek kognitif
Efek ini berkaitan
dengan pikiran, nalar, atau rasio. Misalnya komunikasi
menyebabkan orang yang semula tidak tahu menjadi tahu,
yang semula tidak mengerti menjadi mengerti, atau yang semula tidak sadar
menjadi sadar. Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif
bagi dirinya.
Menurut McLuhan, media adalah
perpanjangan alat indera manusia. Namun, penyajian realitas oleh media telah
mengalami proses seleksi terlebih dahulu (gatekeeping) sehingga muncullah
stereotipe pada realitas yang ada (Rakhmat, 1985: 224).
o Efek prososial kognitif
“bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat –
masyarakat belajar tanpa merasa digurui”
Efek Terhadap Individu
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut
terhadap individu:
- Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
- Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar "kompas".
- Efek penjadwalan kegiatan
- Efek penyaluran/ penghilang perasaan
- Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
- conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
- memperlancar atau malah mencegah perubahan
- memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
Efek afektif
yaitu efek yang berhubungan dengan
perasaan. Misalnya, komunikasi menyebabkan orang yang semula merasa
tidak senang menjadi senang, yang semula sedih menjadi gembira, atau yang
semula merasa takut atau malu menjadi berani. Khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan sedih, iba, bahagia, dan lain sebagainya setelah mendapatkan
pesan dari media massa.
Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.
· Suasana emosional
sebuah film,
iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita.
Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan
sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa
terbahak-bahak bila kita menontonnya, faktor inilah salah satu yang mendukung
adanya efek afektif.
· Skema kognitif
Skema
kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang
alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang
mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akhirnya akan
menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh
dari jurang. Kita menduga, pasti akan tertolong juga.
· Situasi terpaan (setting of
exposure)
Kita akan
sangat ketakutan menonton film The Real Pocong misalnya, atau film horror
lainnya, bila kita menontonnya sendiri di rumah tua, ketika hujan lebat, dan
tiang-tiang rumah berderik. Maka secara otomatis semua saraf hanya berkata
“takut”.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan menonton televisi dalam
keadaan sendiri atau di tempat gelap. Begitu pula reaksi orang lain pada saat
menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu memberikan respons. Faktor
terpaan inilah yang di maksud dengan efek afektif.
· Faktor predisposisi individual
kecenderungan untuk menerima atau
menolak sesuatu berdasarkan pengalaman dan norma yg dimilikinya. Faktor
ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan
dalam media massa. Dengan tanggapan penonton, pembaca, atau pendengar, menempatkan
dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh. Karena itu,
ketika tokoh itu kalah, ia juga kecewa; ketika tokoh berhasil, ia
gembira. Predisposisi Individual, dapat juga mengacu pada karakteristik
khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi suatu kejadian lebih
emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila
melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan
oleh orang-orang yang berbeda.
Efek konatif
yaitu efek yang menimbulkan
niatan untuk berperilaku tertentu, dalam arti kata melakukan suatu tindakan
atau kegiatan yang bersifat fisik atau jasmaniah. Misalnya, komunikasi
menyebabkan siswa yang semula malas belajar menjadi rajin, atau
orang yang semula perokok menjadi tidak merokok.
Ketiga efek di atas saling berhubungan satu sama lain. Efek konatif tercapai jika efek kognitif dan afektif sudah tercapai. Komunikasi akan berhasil secara efektif apabila komunikator menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan dapat dimengerti; pemberi pesan adalah orang yang dapat dipercaya; pesan yang disampaikan adalah sesuatu yang berguna; pesan disampaikan secara jelas, menarik, dan objektif; menggunakan media atau sarana atau lambang-lambang atau ekspresi tubuh yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi; ada keserasian antara pemberi dan penerima pesan; dan ada lingkungan atau suasana yang cukup mendukung.
Ketiga efek di atas saling berhubungan satu sama lain. Efek konatif tercapai jika efek kognitif dan afektif sudah tercapai. Komunikasi akan berhasil secara efektif apabila komunikator menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan dapat dimengerti; pemberi pesan adalah orang yang dapat dipercaya; pesan yang disampaikan adalah sesuatu yang berguna; pesan disampaikan secara jelas, menarik, dan objektif; menggunakan media atau sarana atau lambang-lambang atau ekspresi tubuh yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi; ada keserasian antara pemberi dan penerima pesan; dan ada lingkungan atau suasana yang cukup mendukung.
Efek behafioral
merupakan akibat yang timbul pada
diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Menurut teori dari Bandura,
“orang cenderung meniru perilaku
yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk pelakunya”.
Menurut Albert Bandura, kita belajar
bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau perilaku
seseorang. Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan.
Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan
positif antara kejadian yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasional. Proses belajar diawali munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung oleh seseorang tertentu atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai abstract modelling – misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial. Singkatnya melalui media massa, seseorang dapat mengamati orang lain yang terlibat dalam perilaku tertentu di televise misalnya, dan dapat mempraktekkan perilaku itu dalam kehidupannya.
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasional. Proses belajar diawali munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung oleh seseorang tertentu atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai abstract modelling – misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial. Singkatnya melalui media massa, seseorang dapat mengamati orang lain yang terlibat dalam perilaku tertentu di televise misalnya, dan dapat mempraktekkan perilaku itu dalam kehidupannya.
Efek sosial media massa
Dampak ini mempengaruhi publik
dengan berbagai jenis cara dalam menyampaikan sebuah informasi. Maka efek yang
ditimbulkanpun akan muncul berbagai jenis efek lainnya.
Teori
komunikasi massa
- Hypodermic needle theory
- Cultivation theory
- Cultural imperalism theory
- Media equation theory
- Spiral silence theory
- Technological determinism theory
- Uses and gratification theory
- Agenda setting theory
- Media critical theory
Contoh kasus yang berhubungan dengan komunikasi massa
Program acara sinetron yang diputar pada televisi
swasta Indonesia saat ini, misalnya Pernikahan dini sinetron itu membahas
konflik antara orang tua dan anak serta hamil di luar nikah. Para pecandu berat
televisi akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang banyak gejala tentang
hamil di luar nikah karena televisi lewat sinetronnya banyak atau bahkan selalu
menceritakan kasus tersebut. Bisa jadi pendapat itu tidak salah, tetapi media terlalu
menggeneralisir ke semua lapisan masyarakat. Bahwa ada gejala hamil di luar
nikah itu benar, tetapi jika mengatakan bahwa semua gadis sudah hamil di luar
nikah, itu salah. Para pecandu sinetron itu sangat percaya bahwa apa yang
terjadi pada masyarakat itulah seperti yang dicerminkan dalam
sinetron-sinetron. Media pun kemudian memelihara dan menyebarkan sikap dan
nilai itu antar anggota masyarakat kemudian mengikatnya bersama-sama pula.
Dengan kata lain, media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton itu
menyakininya. Jadi, para pecandu televisi itu akan punya kecenderungan sikap
yang sama satu sama lain.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa
http://deziechelsealovers.blogspot.com/2014/01/cultivation-theory.html
http://deziechelsealovers.blogspot.com/2014/01/cultivation-theory.html
http://nrhamidahr.blogspot.com/2013/05/efek-komunikasi-massa.html
Thanks for reading & sharing Blognya ivan
0 comments:
Post a Comment