NAMA : IFAN EFENDI
NPM : 1B117043
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. KEINDAHAN
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, perniai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu beitambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasamya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Menurut
The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam
bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam
bahasa Perancis “beau”, sedang Italia dan spanyol “bello” berasal dari kata
latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan,
kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir
diperpendek sehingga ditulis “bellum
Menurut
cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda
atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu
kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan
menurut luasnya pengertian Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan.
Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah,
sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plounus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.
Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat
kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenai pengertian
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan
berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan
harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Keindahan dalam arti
estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
B. NILAI ESTETIK
Dalam
rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian
keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral,
nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan
dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan
pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar
diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang
indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentuk
diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara,
seni tari, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya
pemandangan alam, bunga wama-wami, dan Iain-lain.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu
merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Karena drajad
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu
mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu
tidak/kurang indah, karena selera seni berlainan.
D. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam
buku AN Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan
tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat
menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan.
Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is
a joy forever
its loveliness iscreases;
it wil never pass into nothingness
Dia
mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya,
kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita
mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang bam berkomunikasi
setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai
keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah.
Dalam
sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam
mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri merupakan penjabaran
dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini,
Endymion adalah seorang gembala yang oleh para dewa diberi keindahan abadi. Dia
selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pernah diganggu oleh siapapun.
E. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan
adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik
dan teori psikologik.
1.
TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil
dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dial ami oleh seorang ieniman ketika menciptakan suatu karya
seni.
2. TEORI METAFISIK
Teori
seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik
filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato
mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan
metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi
ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni
yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi
Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, asli dan indah
sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang
dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya
seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan.
Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh
dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat
sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
3. TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak
memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam
abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya
seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar
dari keinginan-keinginan itu.
F. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan
misalnya, orang berpakaian harus dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian
bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok,
maka akan merusak pemandangan. Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang
puas karenanya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakau baju
wama hijau, karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.
Sumber :
Thanks for reading & sharing Blognya ivan
0 comments:
Post a Comment